Firman berasal dari Sidoarjo, Jatim, dan lahir dari keluarga TNI AL. Ia merupakan lulusan terbaik SMA Taruna Magelang dan ikut seleksi AKABRI serta lulus di TNI AU.
Saat ini, Firman menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru. Selain pendidikan di TNI, dia juga meraih gelar S2 dari University of New South Wales Australia tahun 2011.
Awal Juli 2014, ada 3 jet tempur F-16 yang akan dibawa dari AS ke Indonesia. Firman dipercaya menjemput pesawat tersebut. Dia kebagian mengawaki, sebab pilotnya adalah orang AS. Dua pesawat lainnya juga dipiloti personel angkatan udara AS.
"Ini pengalaman pertama saya, terbang selama 10 jam nonstop dengan pesawat tempur," kata Firman yang memiliki 3 anak itu saat ditemui detikcom di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru akhir Januari 2015 lalu.
Pada Agustus 2014, Firman memegang rekor 2.000 jam terbang dengan menggunakan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon.
Kamis (16/4/2015), pesawat F-16 yang dipilotinya terbakar saat hendak take off. Firman berhasil menyelamatkan diri namun tak urung dia menderita luka yaitu siku kiri mengelupas, punggung belakang panas, leher luka, dan luka kecil di siku kanan.
Jet tempur F-16 terbakar di Bandara Halim Perdanakusuma. Belum diketahui penyebabnya. Sang pilot, Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono, selamat. Ini profil perwira menengah berusia 41 tahun tersebut.
Profil Letkol Firman, Pilot F-16 yang Terbakar di Halim
Friday, April 17, 2015 on Labels: HOOT NEWS, Militer Indonesia
No comments:
Post a Comment